Selasa, 02 September 2014

Running man!!

Jadi ceritanya udah sekitar 6 bulanan terakhir ini saya lagi kecanduan variety show Korea kayak yang ditulis jadi judul post ini. Udah telat banget siiih, orang mulai tayangnya udah dari tahun 2010. Teman-teman saya yang pecinta Korea juga udah lama heboh tentang Running Man ini. Tapi bagi saya yang terakhir nonton korea-koreaan itu pas jaman full house dkk, ini kayak semacam karma. Haha..


Awalnya sih gara-gara si Mas yang nyobain nonton. Trus katanya lucu banget sampe dia begadang buat nonton, sampe dia ngopi semua episode yang pas dia mulai nonton itu udah hampir mencapai 200 episode. Ngeliat itu kan saya mulai penasaran tapi masih agak males gitu, kirain tuh semacam boyband-boyband yg manalah susah ngapalin namanya trus mukanya sama semua itu. Tapi kok Mas yang ngakunya mirip orang korea bahkan cuma full house sebagai satu-satunya "tempat" dia ngeliatin orang Korea itu, bisa sampe ketagihan kayak gitu.


Nah gak berapa lama pas dia mulai suka Running Man itu, Mas mulai kuliah D4. Trus ada kejadian harddisknya rusak atau apalah gitu, jadi ilang semua file RM yang dia punya. Berhubung udah gak ngantor, jadi dia nitip pinjemin file RM sama anak kantor kita juga yang emang bandar korea banget (sebut saya Ayu.. haha). Sampe segitunya ya? Sampe gak tenang gitu dia kalau gak nonton. Yoweslah, si Ayu minjemin harddisknya melalui saya. Nah sebelum saya sempet ngasih ke Mas, penasaran lah saya, dan nyobain nonton dari episode pertama. Pikir saya kan yaudah sih paling berapa menit juga bosen. Gak nyambung juga kali becandaan di Korea sana. Gak berekspektasi lebih lah ya..


Mulai nonton, dan ternyata apa yang terjadi? Ngakak-ngakak lah saya nonton itu. Sampe penasaran ngabisin 1 episode, sampe gak sabar buat nonton episode berikutnya. Ngooook! Beneran karma iniiii.. Terus cerita ke Mas, dan disukurin sama dia katanya 10 episode pertama itu bakal bikin nagih! -,-"


Yaudah deh, abis itu kejadian saya juga ngopi semua episodenya, mulai apal semua membernya, sampe searching-searching tentang kehidupan asli mereka di luar RM, di kantor sama di kosan kerjaannya nge-RM mulu, sampe nularin jg ke temen-temen deket di ruangan. Huahahaha.. Yang bikin nagih itu, lucuu aja lhoo emang. Yang dulu kirain bakal garing atau gimana, ternyata malah bikin ngakak guling-guling. Tiap member punya karakter yang kuat dan bikin tiap episodenya itu menarik. Saya sukaa banget Monday Couple sama MC utamanya, Yoo Jae Suk. Ntar kapan-kapan bikin postingan sendiri tentang mereka ah. Bintang tamunya sih saya tetep gak ngerti itu siapa aja. Haha.. Tapi dari situ saya jadi tau dikit-dikit tentang artis Korea ataupun idol grup gitu yang sering jadi bintang tamu di RM. Akankah ini potensi kecanduan berikutnya?Semoga tidaaak!! Cukup RM ini aja yaaa.. >.<

Kamis, 07 Agustus 2014

Latepost: cerita tentang Pak Jonan

Beberapa minggu sebelum puasa, kantor saya mengadakan sebuah acara yang pembicaranya adalah Bapak Ignasius Jonan selaku Dirut PT KAI yang dalam masa mudik lebaran ini namanya semakin melambung (yang gak ngerti silakan gugling :P). Pada kesempatan itu, Pak Jonan didampingi jajaran direksi PT KAI bercerita mengenai perubahan yang beliau lakukan di salah satu BUMN terbesar di Indonesia tersebut.

Kita semua ngerti lah ya betapa besar perubahan yang terjadi di PT KAI di era kepemimpinan Pak Jonan. Mulai dari kualitas kereta jarak jauh yang semakin meningkat dengan ditiadakannya tiket tanpa tempat duduk, larangan merokok dan penjual asongan, AC di hampir semua tingkatan kereta, penjualan tiket secara online, dan masih banyak lagi. Belum lagi penataan stasiun-stasiun terutama di Jabodetabek yang kita tahu sendiri sebelumnya sekumuh apa, juga pembenahan serta penghargaan di kalangan pegawai sampai direksinya. Masih banyak lah prestasi yang ditorehkan PT KAI belakangan ini, yang tentunya tidak lepas dari peran besar sang direktur utama. Saya gak akan bahas secara detail karena kayaknya semua orang juga sudah tau hal ini.

Yang mungkin tidak diketahui banyak orang dan menjadikan saya makin kagum sama Pak Jonan adalah, bahwa beliau ini mengakui punya keterbatasan. Beliau sadar bahwa beliau adalah orang biasa yang memimpin suatu badan usaha yang pasti memiliki keterbatasan. Jadi di balik semua programnya, beliau sangat realistis akan beberapa hal yang beliau rasa itu gak mungkin sehingga beliau gak pernah berjanji muluk-muluk tentang hal tersebut. Misalnya terkait pembenahan KRL, yang pasti para penggunanya menuntut pelayanan dan kenyamanan yang semakin baik. Apa kata beliau? "KRL itu harga tiketnya paling jauh cuma 3500 mau minta apa? Ya dapetnya cuma jaminan selamet tok, gak usah berharap nyaman", katanya sambil bercanda. Kesel gak dengernya? Haha.. saya sih iya. Tapi itu realita lho. Yah walaupun di negara tetangga dengan tiket seharga itu sudah bisa naik kereta lokal dengan nyaman. Laba dari commuter line itu masih sangat kecil apalagi dibandingkan dengan kereta jarak jauh. Belum lagi penumpangnya yang terdiri dari semua golongan mulai dari pegawai sampai pedagang pasar. Tentu menaikkan harga demi meningkatnya dana yang bisa digunakan untuk pembenahan bukan perkara mudah. Pak Jonan sadar dengan status PT KAI sebagai BUMN yang harus menghasilkan laba, maka ia realistis dengan pembenahan lebih banyak pada sektor yang memang labanya lebih tinggi.

Tentu gak semua perkataan Pak Jonan bisa saya setujui dan terima dengan lapang dada. Masih aja mbatin, kok gitu sih pak, blablabla. Rasa kurang puas juga masih ada di sana-sini. Tapi sebagai orang yang sudah 4 tahun terakhir ini setia menjadi pengguna layanan kereta, saya merasakan betul perubahan yang terjadi, dan saya salut dengan Pak Jonan yang mampu mengawal perubahan tersebut. Seperti pernah saya tulis di akun Path, beliau ini salah satu tokoh yang saya lihat dan rasakan sendiri hasil kerjanya. Orang-orang seperti beliaulah yang menjadi harapan kita bahwa Indonesia gak kekurangan tokoh keren kok untuk membangunnya. Jangan lupa masih ada Bu Risma, Pak Ridwan Kamil, dll meskipun untuk beliau-beliau saya belum merasakan langsung karena memang tidak berada di wilayah yang sama.

Saya gak mau terlalu kagum dan taklid buta sama seorang tokoh manapun. Walau bagaimana beliau juga manusia yang mungkin aja bisa salah. Tetapi selama beliau berbuat kebaikan gak ada salahnya kan kalo kita teladani? Ah, semoga Pak Jonan tetap istiqomah dalam kebaikan ya Pak. Semoga semua program-programnya terlaksana dengan baik dan semakin baik, di manapun itu.


Ps.
Gosipnya Bapak banyak diusulkan jadi MenHub ya Pak? Pesen saya sekarang cuma satu, kalau nanti jadi, tolong tinjau kembali (kalau perlu cabut aja) ijin operasi L**N Air ya pak, udah gak ada bener-benernya maskapai itu. Hih!  #MasihSensiSamaLion

Jumat, 28 Maret 2014

(sok) serius

Kemarin saya baca cuplikan artikel yang dishare salah seorang list following di twitter. Saya gak tau persis itu cuplikaan artikel apa dan ditulisnya kapan, yang jelas dalam cuplikan itu dikutip berita tentang penutupan 4 penjara di Swedia karena kekurangan penghuni. Yang membuat miris, penutupan penjara itu kemudian dihubungkan dengan warga di negara tersebut yang kebanyakan atheis (tidak beragama), dan disebutkan bahwa agama ternyata tidak menjamin moralitas yang tinggi bagi para pemeluknya.

Artikel ini mengingatkan saya bahwa belakangan ini memang sering sekali saya membaca opini sejenis. Bahwa agama tidak menjamin moralitas, karena banyak pemeluk agama (apapun itu) yang tetap melakukan kejahatan, ntah itu korupsi, membunuh, merampok, dan lainnya. Kemudian saya sadar, gerakan kampanye "anti-agama" ini, terlebih di Indonesia, memang semakin digencarkan dengan berbagai cara, termasuk salah satunya adalah dengan penyebaran opini di media massa. Ehm, ilmu saya tidak sampai kepada apa itu teori di baliknya atau misi apa yang sedang diusung. Yang jelas, dalam pandangan awam saya, gerakan itu menargetkan agar manusia-manusia yang selama ini memegang teguh ajaran agamanya kemudian ragu dan menyadari bahwa memang tidak ada hubungan antara agama (sekali lagi, apapun itu) dan moral. Bahwa tidak perlu menjadi seorang pemeluk agama untuk menjadi orang baik dan bermoral.

Okelah, beragama itu termasuk hak dasar manusia yang tidak boleh dicampuri oleh manusia lain. Manusia memiliki kebebasan untuk memeluk agama apapun, termasuk untuk tidak beragama. Tapi yang membuat sedih adalah ketika banyak orang yang selama ini beragama justru kemudian ragu akan ajaran agamanya dan memilih untuk beranggapan bahwa pilihan terbaik untuk menjadi orang baik justru dengan memisahkan agama dari kehidupannya sehari-hari. Oh tolonglah, saya rasa tidak ada agama apapun di dunia ini yang mengajarkan pemeluknya untuk menjadi orang jahat. Ketika seseorang melakukan kejahatan, justru perlu kita pertanyakan lagi bagaimana ketika itu ia tidak mengingat apa yang diajarkan dalam kitab sucinya, bahwa perbuatan yang ia lakukan tersebut sebenarnya terlarang. Saya masih sangat percaya, jika semua orang mengamalkan ajaran agamanya dengan sungguh-sungguh sesuai tuntunan yang ada, tentu tingkat kejahatan bisa menurun dengan drastis.

Sekali lagi, agama itu sempurna. Keterbatasan akal dan sifat pemeluknya lah yang terkadang mencoreng kesempurnaan itu. Susaaah sekali memang menjadi pemeluk agama yang baik. Bahkan seseorang yang terlihat dari luar sudah sangat beriman pun, tidak bisa kita pungkiri ada satu-dua sifat bawaan yang seolah-olah bertentangan dengan ajaran agamanya. Saya apalagi, masih sangaaaat jauh dari tingkatan yang bisa dibilang pemeluk agama yang baik. Tapi itu tidak harus membuat kita menyerah kan? Setidaknya ada motivasi bagi kita untuk terus mempelajari apa yang diajarkan, sehingga pada akhirnya kita bisa mencapai tingkatan terbaik itu.
Yuk sama-sama belajar.. :)




Minggu, 09 Februari 2014

Hikmah Perjalanan

Kembali pulang, setelah 11 hari perjalanan penuh cerita. Sungguh deh, dari tawa, tangis, kesal, bahagia, sehat, sakit, takjub, miris, semuanya ada. Tapi cerita lengkapnya di post terpisah ya, mungkin ada mungkin tidak tergantung mood nanti.. haha. Abisnya panjang banget kayaknya ceritanya..

Saya mau cerita dikiit aja. Tentang salah satu hikmah perjalanan yg sangat membekas bagi saya. Betapa selama ini saya -dan kita kebanyakan- memang hidup di zona nyaman. Dekat dengan keluarga, dengan lingkungan yang nyaman, dan (alhamdulillah) menganut agama yang sama dengan mayoritas penduduk di negara ini sehingga amat sangat mudah menjalankan kewajiban-kewajiban agama yang saya anut. Sebelas hari menjadi musafir dan minoritas, sungguh mengajarkan saya bahwa dunia luar itu sangat luas dan tidak selalu kenyamanan yang kita inginkan dapat kita temui. Padahal ya masih di Asia.

Ternyata begitu rasanya, bingung menjelaskan padanan kata yang tepat untuk 'ibadah' ketika menanyakannya kepada penduduk di negara komunis, yang mereka bahkan tidak tau agama itu apa. Mendapat penolakan resepsionis hotel ketika waktu menginap sudah habis dan ingin meminjam ruangan selama beberapa menit, sekedar menunaikan kewajiban saat waktu sholat tiba. Sembunyi-sembunyi melakukan sholat di lorong depan kamar di lantai paling atas pun jadi solusi. Atau ketika dapat izin dan hanya berupa ruangan gudang kotor, yang bahkan susah untuk bersujud dengan sempurna. Sholat di perjalanan hampir setiap hari. Begitu pula ketika sekuat tenaga mencari makanan halal walaupun kemudian yang ada tak sesuai selera, ketika di kanan kiri penjual makanan menawarkan babi. Dan di pelosok negara-negara itu, ketika mendapati masjid yang berdiri megah dengan suara azan yang mengalun indah atau penduduk yang menyapa dengan kata "i'm moslem, too", bahagianya tak terkira. Hikmah memakai jilbab, agar kamu mudah dikenali, memang benar rupanya.

Lha terus? Nyesel? Kapok? Enggak lah. Justru saya bersyukur diberi kesempatan ngerasain perjalanan dan pengalaman itu. Saya belajar, bahwa dunia itu luas. Bahwa tekad dan komitmen sebagai pemeluk suatu agama itu tak hanya dirayakan saat mudah, namun juga diuji saat susah. Seberapa kuat kita menggigit tali iman itu, saat ibadah tak lagi mudah. Toh ini belum seberapa. Baru sebelas hari, rame-rame pula.
Alhamdulillah, satu alasan lagi untuk bersyukur karena dilahirkan dan tinggal di Indonesia.. hehe

* Begini kok punya cita-cita menuntut ilmu di Eropa atau Amerika, Fa..